Rasulullah
SAW merupakan contoh terbaik dalam hal kesetiaan. Sebagai suami, beliau tetap
menjaga janji terhadap istrinya , Khadijah, baik ketika Khadijah masih hidup
maupun setelah wafatnya.Tidak ada sesuatu pun yang bisa membuat beliau
melupakan Khadijah. Beliau sering menyebut namanya dan memujinya serta selalu
memelihara silaturrahim dengan orang yang mempunyai hubungan silaturrahim
dengan Khadijah semasa hidupnya. Diriwayatkan dari ‘Aisyah, bahwa ia berkata: “seseorang
wanita tua pernah datang kepada Nabi SAW. Beliau lalu bertanya kepadanya:’Siapakah
engkau?’Wanita tua itu menjawab:’Saya adalah Jatstsamah (seseorang wanita bodoh)
dari suku Muzani’. Beliau berkata:’Engkau adalah Hassanah (wanita yang sungguh
bagus)!Apa kabar?Bagaimana keadaan engkau sekarang?Bagaimana keadaan engkau
setelah pertemuan terakhir dengan kami dahulu?Dia menjawab:’Sungguh baik-baik
saja’. Setelah wanita itu pergi,’Aisyah bertanya:’Wahai Rasulullah mengapa
engkau sambut wanita tua itu dengan sambutan yang begitu baik?Beliau menjawab:’Karena
dahulu ia biasa datang kepada kami pada masa Khadijah masih hidup dan
sesungguhnya menepati janji itu sebagian dari iman’”.
‘Aisyah juga berkata:’Aku
tidak pernah cemburu kepada seorang pun di antara istri-istri Nabi SAW seperti
cemburuku kepada Khadijah, padahal aku tidak pernah bertemu dengannya (selama
aku menjadi istri beliau), hanya saja Nabi SAW sering menyebutnya dan terkadang
beliau menyembelih seekor kambing dan membaginya beberapa potong, kemudian
mengirimkannya kepada teman-teman Khadijah. Pada suatu waktu aku sampai
berkata kepada beliau:’Seakan-akan didunia ini tidak ada wanita selain
Khadijah.’ Beliau menjawab:’Sungguh, dia itu memiliki kelebihan begini dan
begini dan dia pulah yang telah melahirkan anak-anak untukku.’’’
Dalam riwayat lain ‘Aisyah
berkata:”Aku tidak pernah cemburu kepada seirang pun di antara istri-istri Nabi SAW seperti cemburuku kepada Khadijah
karena beliau sering menyebut-nyebutnya. Suatu ketika beliau menyebut Khadijah,
maka aku berkata:’Mengapa engkau selalu menyebut-nyebut wanita tua yang kempot
pipinya, padahal Allah telah menggantinya dengan yang lebih baik untukmu?’
Rasulullah SAW menjawab:’Demi Allah, Allah belum pernah manggantikannya yang
lebih baik daripadanya untukku. Dia telah beriman ketika orang-orang masih
banyak yang kafir; dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakanku; dia
memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang enggan memberikannya; dan Allah
mengaruniakan anak-anak kepadaku melalui rahimnya yang tidak demikian halnya
dengan istri-istriku yang lain.’”
Semua hal yang
mengagumkan ini merupakan bukti kesetiaan dan kemuliaan akhlaq beliau,
kecermelangan akal beliau, dan kemuliaan pribadi beliau meskipun antara usia
beliau dan Khadijah cukup jauh yang mana saat menikah Khadijah berusia 40
tahun, sedang beliau baru berusia 25 tahun.beliau tidak pernah lupa akan diri
Khadijah hanya karena kecantikan dan kepandaian ‘Aisyah serta rasa cinta beliau kepadanya. Kesetiaan beliau
kepada Khadijah bersemi sepanjang hayat. Bahkan beliau tidak pernah menikah
selama Khadijah masih hidup, walaupun saat itu Khadijah adalah seorang wanita
yang sudah tua.
DR. Nazhmi Luqa berkata: “Sejak
Nabi SAW memberikan jawaban seperti yang tersebut diatas, ‘Aisyah tidak pernah lai
mengungkit-ungkit dan membandingkan pribadi Khadijah dengan kelebihan dirinya
sebagai wanita muda. Tidak ada seorang pun yang mampu membandingkan kesetiaan
Rasulullah SAW kepada Khadijah yang memang patut menjadi teladan bagi setiap
pasangan suami istri ini. Gambaran kesetiaan itu terlihat dari ketidakrelaan
beliau jika Khadijah dihina, walaupun sudah wafat, sekalipun yang menghina adalah teman hidupnya yang sangat dicintai.”
Tak sepatah katapun yang
pantas untuk menggambarkan kesetiaan yang mengagumkan ini. Sementara dunia di
sekitar kita selalu menampakkan berbagai kegurhakaan, minusnya kebaikan dan
pengkhianatan.