Rabu, 06 Juni 2012

JEMBATAN karya Sutardji Calzoum Bachri


JEMBATAN 

Oleh Sutardji Calzoum Bachri



Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung airmata bangsa

Kata-kata telah lama terperangkap dalam basa-basi dalam teduh pekewuh

dalam isyarat dan kilah tanpa makna



Maka lebih baik aku membaca wajah orang berjuta

Wajah orang - orang yang berdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota

Wajah yang tergusur

Wajah yang ditilang malang

Wajah para pemuda yang matanya letih melihat daftar lowongan kerja.

Wajah yang tercabik-cabik dalam pengab pabrik

Wajah legam para pemulung yang memungut remah-remah pembangunan

Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar penonton etalase indah di berbagai palaza

Wajah yang diam-diam menjerit melengking melolong mengucap

tanah air kita satu

bangsa kita satu

bahasa kita satu

bendera kita satu !

Tapi wahai saudara satu bendera

kenapa kini ada suatu yang terasa jauh-beda diantara kita ?

Sementara jalan-jalan raya mekar di mana-mana menghubungkan kota-kota

jembatan-jembatan tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan  lembah yang ada

tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang di antara kita ?



Di lembah – lembah kusam pada pucuk tulang kersang dan otot linu

mengerang mereka pacangkan koyak-moyak bendera hati dipijak ketidakpedulian pada saudara.

Gerimis tak mampu menguncupkan kibaran-nya

Lalu tanpa tangis mereka menyanyi

padamu negeri...

airmata...

kami...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar