Minggu, 22 Juli 2012

The Palembang Great Mosque History (Sejarah Mesjid Agung Palembang)

Kalau tentang Bulan Ramadhan pasti kalian selalu shalat terawih nih buat menyempurnakan amalan di bulan penuh berkah ini. Di lingkungan tempatku tinggal shalat terawihnya terdiri dari 8 rakaat ditambah 3 witir.
Aku amat suka shalat terawih apalagi suasana di mesjid yang rame itu ngebuat momen bulan puasa jadi kental dan susah banget dilupain. And well, kalau kalian lagi di kota Palembang atau mudik terus ngelewatin kotaku yang tercinta, singgahlah kerumah Allah yaitu Mesjid Agung Palembang. Enggak jauh soalnya mesjid itu terletak tepat di pusat kota Palembang dekat sekali dengan Jembatan Ampera, Jembatan Kebanggaan Wong kito. Sekarang aku mau jelasin nih sejarah singkat tentang mesjid tersebut, so enjoy!

Mesjid ini dulu dikenal dengan sebutan Mesjid Sulton, karena yang membangunnya adalah Sultan Machmud Badaruddin I atau Sultan Machmud Badaruddin Jayo Wikramo. Bangunan mesjid ini pertama kalinya dari batu. Peletakan batu pertamanya pada tanggal 1 Jumadil Akhir 1151 H (1738 M). Terletak dibelakang bangunan Benteng Kuto Besak yang juga baru dibangun. Lokasi dibangunnya Mesjid Agung terletak di dua pulau yang dikelilingi oleh Sungai Musi (disebelah Selatan), Sungai Sekanak (disebelah Barat), sungai Tengkuruk (disebelah Timur) dan sungai Kapuran (disebelah Utara). Selesai dan peresmian pemakaiannya hari Senin 28 Jumadil awal 1161 H (26 Mei 1748M).

Bentuk arsitektur tradisional dengan atap berundak limas di puncaknya (bentuk Mustaka/Kepala dari atap undak mesjid tersebut) mempunyai Jurai kelompok simbar 50 duri dengan jumlah pada bagian dua sisi berjumlah 2x12 duri dan dua sisi lainnya berjumlah 2x13 duri. Bentuk Mustaka yang terjurai ini melengkung keatas pada keempat ujungnya yang menyerupai bentuk atap pada bangunan China. Disebut atap tersebut mustaka karena atap yang teratas terpisah dari atap dibawahnya yang ditopang oleh tiang-tiang diatas tanah, sehingga seperti kepala dan tubuh yang dipisah leher. Pada lis plang diukirkan ukiran tanaman dan bunga.
Ukuran Mesjid Agung pada awalnya adalah 30 meter yang menghadap ke Jalan Merdeka (selatan) dan 36 meter diarah Jalan Jendral Sudirman (timur). Dengan luas mesjid 1080 meter persegi dan dapat menampung 1200 jemaah.

Pada dewasa ini, bangunan mesjid itu terdiri dari bangunan utama dan bangunan sayap yang luasnya 6140 meter persegi. Luas tangga mihrab dan gudang 674 meter persegi sehingga ruang untuk shalat 54416 meter persegi yang dapat menampung 7600 jemaah. Islamic Centre dengan luas seluruhnya 1402 meter persegi, pembagianruangannya adalah lantai dasar yang diperuntukkan pada Pelayanan Masyarakat, seperti : Poliklinik, Kegiatan Remaja, Kantor Mesjid, Kantor Agama, Koperasi + Kantik, Ruang belajar Bahasa Arab dan Ruang Radio Pemancar. Seluruh bagian di mesjid maupun disekitar mesjid ditata sedemikian rupa dengan penempatan fasilitas parkir kendaraan serta penghijauan diatur sedemikian rupa.

Mesjid Agung Palembang (The Palembang Great Mosque). Formerly, the mosque was called The Mosque of the Sultan, because the late of Sultan Machmud  Badaruddin I or Sultan Machmud Badaruddin Jayo Wikramo built it. The laying down of the corner stone was held on the first of Jumadil Akhir 1151 H (1738 M) behind the Benteng Kuto Besak which was newly built. The location of the building of the Great Mosque is on an island surrounded of Musi River (south), Sekanak river (west), Tengkuruk river (east) dan Kapuran river (north). The mosque was finished and established on Monday 28 Jumadil Awal 1161 H (May 26 1748).

The traditional architecture was used with stepping pyramid-type roof (head roof). The top of the roof has bunches of 50 thorns, on one side 2x12 thorns and on the other 2x13 thorns. The form of the hanging Mustaka are curve upward on the four tips and the form is the same with the form of the root of the houses in China. The roof is called Mustaka because the roof is separated with the rest, which are supported with poles in such away it looks like the head and the body separated by the neck. Along the edge of the roof there is ornament of flowers and plantation.

The mosque was formally 30 meter long across the Merdeka Street (south) and 36 meter long across Jendral Sudirman Street (east). The mosque is about 1080 square meters and can be occupied by 1200 community. 

Today, the renovation plan of the mosque of Main and Wings building, it's about 6140 square meters. The Mihrab steps and the ware house is about 647 square meters, so that for the place for sholat is about 5446 square meters and can be occupied by 7600 worshipers. The Islamic Center is 1402 square meters. The use of the rooms is as follows like: the first floor is used for public service such as: Polyclinic, Teenager activity, the Mosque Office, Arabian study center and Radio Transmitter. All of the parts of the mosque as well as the surrounding are organized such away that there are facilities such parking area and parks.

built in 1789

Bangunan menara baru didirikan pada tahun 1753 dengan bentuk enam dengan ukuran tinggi 30 meter dan garis tengah 3 meter.
The tower was built in 1753 with 6 sides and 30 meter high and the diameter is 3 meter.


renovation in 1947


Now!
Tinggi menara 45 meter dengan bentuk persegi 12.
The tower is 45 meter high with 12 sides.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar